TAPTENG -Wikiberita.info) Ditengah rimbunnya pegunungan dan sejuknya udara desa Lobutua, berdiri sebuah gereja yang tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menyimpan sejarah panjang Gereja Katolik di Nusantara.
Gereja Katolik St. Elisabeth dari Hungaria Lobutua, Paroki Pangaribuan, kini ditetapkan sebagai salah satu dari empat tempat peziarahan resmi, Keuskupan Sibolga selama Yubileum Biasa 2025.
Dalam wawancara eksklusif bersama Hardi F. Simarmata, jemaat sekaligus Bendahara Pengurus KBG I (St. Carolus), terungkap betapa gereja ini bukan sekadar bangunan tua, melainkan "saksi bisu" awal mula penyebaran iman Katolik di Sumatera, bahkan mungkin di seluruh Nusantara.
"Sejarah yang Hidup dan Tantangan yang dihadapi, banyak yang tidak tahu, bahwa Lobutua mungkin adalah titik awal Gereja Katolik di Indonesia," ujar Hardi dengan semangat, Selasa (6/5/2025).
Sangat disayangkan lanjutnya, minimnya bukti fisik membuat klaim ini sering diperdebatkan.
"Itulah mengapa kami, bersama Pastor Paroki dan para pengurus, berusaha keras memperkuat identitas Gereja katolik St.Elisabeth dari Hungaria Lobutua sebagai tempat ziarah," sambung Hardi.
Ia menuturkan, upaya memperkuat identitas Gereja katolik St.Elisabeth dari Hungaria Lobutua tersebut, diwujudkan melalui Pembangunan Gua Maria sebagai tempat doa dan refleksi, kemudian rencana pendirian monumen bersejarah yang akan menegaskan Lobutua sebagai cikal bakal Gereja Katolik di Sumatera.
Selama Tahun Yubelium 2025, Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga (Keuskupan Sibolga), menetapkan empat gereja sebagai tujuan peziarahan diantaranya, Gereja Katolik St. Theresia Lisieux Sibolga, Gereja Katolik St. Elisabeth dari Hungaria Lobutua, Gereja Katolik Kon-Katedral St. Maria Bunda Para Bangsa Gunung Sitoli dan Gereja Katolik Hati Kudus Teluk Dalam, kepulauan Nias.
"Kami ingin peziarah yang datang tidak hanya berdoa, tetapi juga merasakan napas sejarah iman yang dimulai dari sini*," tutur Hardi.
Proses ini tidak mudah, namun dukungan Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga (Uskup Keuskupan Sibolga), RP Martinus Situmorang (Pastor Paroki Pangaribuan), RP Laurensius Simanjuntak, KDS/Vorhanger Sangapan Simanullang, para DPSI dan seluruh pengurus KBG, semoga dapat terwujud.
"Oleh karena itu, kami mengajak semua umat untuk berkunjung, berdoa dan turut melestarikan warisan rohani ini," pungkas Hardi, mengakhiri.
Terpantau, bagi yang ingin merasakan pengalaman ziarah sekaligus menyelami sejarah iman Katolik di Indonesia, Gereja St. Elisabeth dari Hungaria Lobutua, siap menyambut dengan hati terbuka.
Penulis:(hasanuddingulo)