Medan-WikiBerita
5 Mei 2025 — Ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Aksi Solidaritas Driver Medan (ASDM) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor operasional Grab Indonesia di Jalan Padang Golf, Komplek CBD Polonia, Medan, Senin (5/5/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap sejumlah kebijakan yang dinilai merugikan para driver.
Dalam aksinya, para pengemudi menyampaikan tiga tuntutan utama kepada pihak aplikator, yakni:
1. Penghapusan biaya langganan Grabbike Hemat
2. Penghapusan sistem slot GrabFood
3. Penyesuaian tarif ojek online sesuai peraturan Kementerian Perhubungan
Koordinator aksi, Timbul Siahaan, menyebut bahwa kebijakan Grabbike Hemat menyebabkan potongan hingga Rp450.000 per bulan dari penghasilan driver.
“Biaya langganan ini sangat membebani kami. Setiap tujuh orderan, dipotong Rp15.000. Dalam sebulan bisa mencapai Rp450 ribu. Kami yang bekerja, malah harus bayar semacam upeti ke aplikator,” ujarnya.
Timbul juga menyoroti sistem slot GrabFood yang dianggap merugikan pengemudi karena menggabungkan hingga empat orderan dalam satu waktu.
“Keuntungan kami ditekan, tapi pendapatan aplikator naik. Ini tidak adil. Sistem ini harus dihapus,” tegasnya.
Aksi tersebut berlangsung damai, namun para driver menyayangkan sikap manajemen Grab yang menutup kantor dan tidak bersedia menerima perwakilan aksi.
“Kami datang dengan etika, ingin dialog. Tapi apa yang kami temukan? Logo Grab ditutup kain hitam, kantor terkunci. Ini mencerminkan ketidaksiapan mereka mendengar suara mitra,” kata Timbul.
Para driver juga menuntut agar seluruh perusahaan aplikator memiliki kantor resmi dan operasional di tiap wilayah kerja untuk memudahkan komunikasi dan penyelesaian persoalan di lapangan. Mereka menegaskan bahwa sebagai mitra, posisi driver seharusnya dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan.
Aksi kemudian dilanjutkan dengan konvoi menuju Kantor DPRD Sumatera Utara dan Kantor Gubernur Sumut untuk menyampaikan aspirasi secara resmi ke pihak legislatif dan eksekutif.
"Jika aspirasi kami tidak ditanggapi, kami siap melakukan aksi lanjutan yang lebih besar," tutup Timbul.
Pantauan di lokasi menunjukkan pengamanan ketat oleh aparat kepolisian. Situasi berlangsung tertib tanpa benturan fisik, meski tensi emosi pengemudi cukup tinggi karena kekecewaan terhadap kebijakan yang dianggap sepihak.
Sumber : penamedan.info